LAPORAN
PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN I
GAME
1 DAN GAME 2
Oleh
:
Yosei
Kustri Wulansari
201110320311033
JURUSAN
KEHUTANAN
FAKULTAS
PERTANIAN - PETERNAKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
Pada
saat ini dibutuhkan para enterprenourship ( sikap kewirausahaan ) yang perlu
dipersiapkan sedini mungkin khususnya pada lembaga tinggi. Sulitnya mencari
pekerjaanlah yang menjadi penuntut utama dibutuhkannya suatu jiwa
kewirausahaan.
Kewirausahaan
berasal dari kata “wira dan usaha”. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah
perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang /
pahlawan yang berbuat sesuatu ( Anonymous, 2012 ).
Kewirausahaan
dapat dipandang sebagai institusi kemasyarakatan yang mengandung nlai-nilai dan
dinyatakan dalam perilaku. Wirausaha adalah pelakunya. Kewirausahaan dan
wirausaha merupakan urusan pengalaman langsung di lapangan.
Kewirausahaan
merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif dan kreatif berdaya,
bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha untuk meningkatkan pendapatan
dalam kegiatan usaha atau kiprahnya. Seseorang yang memiliki jiwa dan sikap
wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya ( Anonymous, 2009
).
Pada
hakikatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam
menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya,
keluarganya, masyarakat, bangsa dan negara. Akan tetapi banyak diantara kita
yang tidak berkarya untuk mencapai prestasi dimasa depannya, dan ia menjadi
ketergantungan kepada orang lain, kelompok, atau bahkan bangsa dan negara lain
( Anonymous, 2009).
BAB
II
PEMBAHASAN
Pada
agenda kegiatan praktikum kewirausahaan I kami / dari pihak laboratorium agribisnis
mengadakan filtrip ke kebun teh wonosari. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada
tanggal 31 maret 2012, para praktikan berasal dari jurusan kehutanan dan
agribisnis yang memprogram mata kuliah kewirausahaan I.
Pada
filtrip tersebut laboratorium agribisnis mengadakan dua game yang dilaksanakan
di lokasi filtrip.
Game I
Alat : kertas /
potongan kertas warna pink 10 lembar, biru 5 lembar, kuning 2 lembar.
Alat
tulis.
Cara kerja : Tahap I
Para
praktikan diminta untuk melakukan transaksi atau melakuakan tukar menukar
barang tersebut ( kertas warna ) lalu melakukan penghitungan.
Tahap II
Instruktur
memberikan informasi nilai dari kertas-kertas tersebut yaitu pink : 10000, biru
: 50000, kuning : 100000, lalu praktikan diminta untuk melakukan transaksi lagi
kemudian melakukan perhitungan .
Hasil pengamatan :
Tahap I
Dari
hasil transaksi tersebut maka diterima hasil yaitu :
Pink
: 13 x 10000 = 130.000
Biru
: 4 x 50000 = 200.000
Kuning
: 1 x 100000 = 100.000
Hasil
: 430.000
Tahap II
Setelah
mendapatkan informasi dan melakukan transaksi ulang maka diterima hasil yaitu :
Pink
: 23 x 10000 = 230.000
Biru
: 2 x 50000 = 100.000
Kuning
: 3 x 100000 = 300.000
Hasil
: 630.000
Pembahasan
: Pada tahap I hasil perolehan mengalami penurunan sebesar 70.000. hal ini
terjadi karena kurangnya pemahaman dalam game tersebut / masih adanya
kebingungan.
Pada tahap II hasil perolehan mengalami
peningkatan sebesar 200.000 dari perolehan tahap I hal ini karena semua pihak
yang melakukan transaksi tersebut merasa tidak terlalu ambisius atau tertarik
dengan game ini jadi ketika diajak bertransaksi hanya membutuhkan sedikit
negosiasi / mencoba menawar.
Bandura
( 1986 ) menyatakan bahwa outcome expectanci bukan suatu perilaku tetapi
keyakinan tentang konsequensi yang diterima setelah seseorang melakukan
tindakan tertentu. “.. judgement about likely consequences of specific
behaviors in particular” ( Bandura, 1986:82 ).
Dari
definisi di atas, outcome expectary dapat diartikan sebagai keyakinan seorang
mengenai hasil yang akan diperoleh jika ia melaksanakan sesuatu perilaku
tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan keberhasilan. Seseorang memperkirakan
bahwa keberhasilannya dalam melakukan tugas tertentu akan mendatangkan imbalan
dengan nilai tertentu juga ( Anonymous. 2011 ).
Pada game satu memiliki tujuan tentang bagaimana kepekaan
seseorang sebagai seorang wirausaha. Kenapa pada tahap pertama mendapat nilai
yang lebih tinggi daripada modal awal dan pada tahap kedua terjadipeningkatan
dari tahap pertama dan modal awal. Hal itu terjadi karena adanya suatu respon
dari suatu informasi yang telah diperoleh.
Allport dalam Sears dkk
mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental dari kesiapan yang diatur
melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah pada respon
individu pada semua obyek dan situasi yang berkaiyan dengannya ( 1992:136 ).
Game II
Alat : Belahan bambu 4
potong, bola pingpong
Cara
kerja : praktikan ( kelompo praktikan diminta untuk membuat jalur lurus dari
belahan bambu tersebut hingga membuat jalur / bergantian hingga mencapai garis
finish.
Hasil
pengamatan : hasil dari kelompok kami yaitu :
Bola
pada belahan bambu tersebut masih ada yang terjatuh berkali-kali.
Pembahasan
: hasil dari game 2 ini kenapa dari kelompok kami bola yang kami kendalikan
jalurnya mengalami ke-jatuhan atau jatuh. Hal ini terjadi karena kurangnya
pengaturan strategi membawa bola dan kurangnya negosiasi diantara anggota
kelompok.
Bamo
walgito berpendapat bahsa sikap adalah organisasi pendapat, keyakinan seseorang
mengenai obyek atau situasi yang relatif tetap, yang disertai adanya perasaan
tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau
berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya ( 1991:109 ).
Amanah / kesimpulan
dari game 1 dan game 2 adalah :
Game
1 : kepekaan seseorang haruslah dilatik sedini mungkin untuk menjadi seeorang
wirausahawan sejati.
Sebagai
seorang wirausahawan sejati harus jeli melihat peluang yang ada.
Barang
dengan jumlah sedikit pastilah memiliki nilai tukar lebih tinggi dibandingkan
dengan barang dengan jumlah banyak.
Informasi
merupakan suatu hal yang paling penting dalam suatu kewirausahaan. Siapa yang
paling cepat mendapat informasi maka ia lah yang akan mendapatkan lebih cepat.
Game
2 : dalam suatu kegiatan atau kelompok kewirausahaan dibutuhkan adanya
penyelarasan argument agar terjadi suatu kelompok kewirausahaan yang kompak.
Kurangnya
informasi / komunikasi dalam suatu kelompok membuat tidak berjalannya dengan
lancar suatu kegiatan kewirausahaan.
BAB
III
KESIMPULAN
Kesimpulan dari kegiatan
filtrip hari sabtu tanggal 31 maret 2012 yaitu:
1.
Wirausaha adalah seorang yang dituntut
untuk mengamati apa yang ada disekitar. Dituntut memiliki kepekaan dalam
menanggapi respon yang diterimanya.
2.
Informasi merupakan hal penting dalam
suatu kewirausahaan.
Informasi
merupakan salah satu respon.
3.
Komunikasi antar anggota kelompok adalah
suatu hal yang terpenting agar dicapai suatu tujuan bersama.
4.
Setiap manusia adalah seorang
wirausahawan yang memiliki bakat menjadi seorang wirausaha. Tergantung manusia
itu sendiri mau mengasah dan meningkatkan atau tidak ( memilih bergatung kepada
orang lain ).
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2009. Jiwa kewirausahaan. Online
http;//view
computer.wordpress.com/
diakses
pukul 18.10 WIB tanggal 03 april 2012.
Anonymous. 2011. Ciri-ciri dasar kewirausahaan sejati.
Online
diakses
pukul 06.17 WIB tanggal 04 april 2012.
Anonymous. 2012. Kewirausahaan. Online
diakses
pukul 17.45 WIB tanggal 03 april 2012.
Fadel,
Muhammad. 1992. Industrialisasi dan
Wiraswasta : masyarakat industrial ‘ belah ketupat ‘. Jakarta ; PT Gramedia
Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar