MAKALAH
TEKNOLOGI
BENIH
Oleh
:
Amirullah
S.
201110320311009
Yosei
Kustri W.
201110320311033
KEHUTANAN
FAKULTAS
PERTANIAN – PETERNAKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita
panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmad dan
hidayah-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah
dengan judul “ Teknologi Benih “ disusun sebagai tugas dari Bpk. Agung
Nurdianto S.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia dan untuk memberikan
pemahaman kepada pembaca.
Pada kesempatan ini kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman dan para anggota kelompok yang telah
membantu pada pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini
kamis susun masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan dengan tujuan agar makalah ini
selanjutnya akan lebih baik.
Malang,
06 Desember 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
pengantar
............................................................................. 2
Daftar
isi ................................................................................ ........... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ........................................................ 4
1.2
Rumusan Masalah .................................................... 5
1.3
Tujuan .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Dasar Teori ............................................................. 6
BAB III PEMBAHASAN
3.1
Cara memperoleh benih dengan kualitas yang tidak jauh berbeda dari
indukan
suatu tanaman ............................................. 7
3.2
Pengemasan Benih ................................................... 9
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan ............................................................. 11
4.2
Pesam ..................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara agraris dengan kondisi wilayah yang sangat baik untuk bidang pertanian,
hutan industri, dan usaha pertanian lainnya. Hal ini dapat dilihat dari
pengembangan teknologi-teknologi pertanian seperti teknologi bibit baik
pengelolaan sampai pembudidayaan sehingga mampu menghasilkan hasil produksi
yang baik dan berkualitas.
Dalam
konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu
menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang
maju (Sjamsoe’oed Sadjad, 1977, dalam Sutopo, 2002:2).
Pengelolaan
benih telah berkembang sejak Perang Dunia II, dan baru berkembang di Indonesia
pada tahun 1964. Untuk menuju kearah teknologi benih dibutuhkan analisa
terlebih dahulu.
Di
Indonesia dengan didirikannya Departemen Pertanian pada tahun 1905, merupakan
usaha pemerintah untuk mempertinggi produksi tanaman rakyat lebih intensif
antara lain dengan usaha benyebaran benih unggul khususnya padi. Sampai pada
masa tersebut kalau diikuti perkembangan usaha pemerintah dalam membina masalah
pembenihan dapat dikatakan belum berada dalam siklus teknologi benih yang
sempurna.
Kepentingan
untuk memenuhi perkembangan bidangteknologi benih dari hampir berorientasi pada
varietas unggul semata menjadi berorientasi pula pada benih yang baik dan
benar, mendesak untuk diciptakannya suatu metode, sebstrat, kondisi lingkungan,
alat-alat dan evaluasi yang serba terstandaridisasi. Peranan teknologi benih
khususnya dalam pengujian dapat menghasilkan suatu standard kualifikasi benih
bagi berbagai tingkatan mutu benih.
1.2 Rumusan Masalah
a) Cara
memperoleh benih dengan kualitas yang tidak jauh berbeda dari indukan suatu tanaman?
b) Metode
yang digunakan agar benih yang didapat tetap terjaga kualitasnya atau
pengemasan benih yang sudah jadi atau siap tanam?
1.3 Tujuan
Mengetahui
cara memperoleh benih dari suatu tanaman dengan beberapa metode yang memudahkan
untuk mendapatkan benih, serta untu memahaminya.
Mengetahui
tentang pengolahan benih sehingga ketika tumbuh mampu menghasilkan tumbuhan
atau tanaman yang berkualitas dengan tata cara penyimpanan atau pengepakan
benih sehingga kualitas tetap terjaga dan mampu meningkatkan hasil produksi
tanaman ketika benih itu tumbuh.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan
mengenai cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat-sifat genetik dan fisik dari
benih, yang mencakup kegiatan-kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian
dan pelepasan varietas, produksi benih, pengelolaan, penyimpanan, pengujian
serta sertifikasi benih (Feistrizer, 1975, dalam Sutopo, 2002:1).
Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman,
telah melalui proses seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh
yang besar (Anonymous, 2010).
Menurut Sutopo, 2002:9, benih disini dimaksudkan sebagai biji
tanaman yang dipergunakan untuk tujuan penanaman. Biji merupakan bentuk tanaman
mini (embrio) yang masih dalam keadaan perkembangan yang terkekang.
Biji
sebagian besar selalu berkaitan erat dengan buah. Biji pada buah dapat
ditemukan pada buah tunggal (buah berdaging, buah kering), dan buah majemuk (pada
tanaman yang memiliki banyak putik contoh strawberry).
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Cara memperoleh benih dengan
kualitas yang tidak jauh berbeda
dari indukan suatu tanaman.
Bibit
dari suatu tanaman berasal dari benih tanaman atau disebut benih. Benih
dibutuhkan untuk menjaga kelangsuangan varietas dari suatu pohon, agar pohon
tetap jumlah populasinya. Proses pengembangan benih berawal dari bibit dari
suatu pohon yang memang sengaja dibiakkan untuk mendapatkan bibit yang sesuai.
Cara
mendapatkan atau memanen benih paling baik pada saat benih masak fisiologis,
karena pada saat itu benih berada pada kondisi puncak. Seperti halnya pemanenan
benih dalam pengemasan benih jika dalam kondisi yang kurang memadai maka akan
mempengaruhi kualitas benih. Tapi dari pemanenan yang sudah mencapai masak
fisiologis masih ada proses yang harus dilewati lagi. Karena jika hal tersebut
tetap dilakukan maka beniha akan cepat rusak dan mudah terserang hama penyakit.
Dalam
pemanenan suatu benih dapat dilakukan dengan memetik buahnya, atau memotong
tanaman secara keseluruhan misalnya pada tanaman padi, kedelai, kacang hijau,
dan lain-lain. Tahap dalam proses mendapatkan benih berkualitas yaitu :
a) Perontokan
Perontokan
bertujuan untuk memisahkan benih dari bagian tanaman lain, misalnya tangkai
malai, daging buah, dan kulit buah. Perontokan dapat dilakukan secara manual
ataupun dengan menggunakan teknologi mesin perontok.
Metode
yang digunakan dalam perontokan yaitu dengan metode manual maupun metode
mekanis.
Metode
manual :
1. Dengan
tangan
Biasanya digunakan pada
tanaman tertentu seperti pada tanaman jagung.
2. Dengan
tongkat pemukul
Hasil panen dihamparkan
pada suatu lantai yang lunak dan ditutupi dengan anyaman bambu lalu dipukul
pada bagian atas dengan menggunakan tongkat. Pada penggunaan metode ini
memiliki resiko kerusakan benih yang sangat besar. Biasanya digunakan pada
tanaman kedelai dan kacang hijau.
3. Dengan
hewan
Hasila panen diletakkan
pada suatu lahan dan membentuk lingkaran. Serta pada pusat dari lingkaran
tersebut didirikan tiang sebagai tempat mengikatkan hewan atau sebagai pusat
lalu hewan tersebut dibiarkan berjalan mengitari tiang tersebut.
4. Menggilas
dengan roda karet
Memiliki sistem yang sama seperti
menggunakan metode dengan hewan.
Metode
mekanis :
1. Standart
thresher
Digunakan untuk
beberapa jenis benih misalnya serealia dan kacang-kacangan.
2. Plot
thresher
Digunakan untuk benih
jenis tertentu dengan jumlah kapasitas sedikit.
b) Pengeringan
Pengeringan
benih dilakukan untuk mengurangi kadar air berlebihan pada benih hingga
mencapai batas tertentu serta mampu mempertahankan kualitas benih terutama pada
daerah dengan kelembapan yang tinggi.
c) Pembersihan
Benih
Bertujuan
untuk memisahkan kotoran atau materi lain yang bercampur dengan benih, dapat
dilakukan secara mekanis maupun secara manual, serta dapat juga sebagai proses
pemisahan benih sehingga kualitas benih meningkat.
3.2 Pengemasan benih
Dalam
menjaga kualitas benih yang diperoleh sangatlah dibutuhkan dalam suatu proses
penyimpanan agar kualitas awal yang diperoleh tetap sama. Sebelum adanya
pengemasan sebelum disimpan dalam suatu tempat harus melalui beberapa proses
yaitu :
·
Melindungi benih dari serangan hama dan penyakit.
·
Perlindungan benih atau kecambah dalam
pelaksanaan usaha tani.
·
Pelapisan benih (pelleting seed/coated
seed). (Kuswanto, 2003:67-68).
Sebelum
dibuat oleh manusia, alam juga telah menyediakan kemasan untuk bahan panganan
khususnya, seperti jagung dengan kelobotnya, buah-buahan dengan kulitnya, buah
kelapa dengan sabut dan tempurungnya, polong-polongan dengan kulit polongnyadan
lain sebagainya. Manusia juga menggunakan kemasan untuk melindungi tubuh dari
gangguan cuaca, serta agar tampak anggun dan menarik.
Dalam
suatu proses dari suatu penghasilan produk baik makanan ataupun benih harus ada
pengolahan produk sebelum sampai kepada konsumen dalah dengan melakukan
pengemasan. Dasar dari pengemasan adalah bagaimana produk bisa sampai kepada
konsumen atau pemakai atau ketika ingin dipakai dikemudian hari produk masih
dalam keadaan baik.
Pengemasan
disebut juga bungkusan, pewadahan atau pengepakan, dan merupakan salah satu
cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena pengemasan yang baik dan sesuai
prosedur dapat memperpanjang umur simpan bahan. Jadi pengemasan adalah wadah
atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya
kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas atau yang dibungkusnya.
Manfaat
pengemasan dari teknologi ini yaitu :
1. Memudahkan
pengolahan benih.
2. Memudahkan
transportasi benih.
3. Memudahkan
penyimpanan benih dengan kondisi yang memadahi.
4. Mempertahankan
persentase viabilitas benih.
5. Mengurangi
deraan tekanan alam.
6. Mempertahankan
tekanan kadar air benih.
BAB
IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam suatu proses penanaman atau
tumbuhnya suatu pohon selalu ada bakal tumbuh atau yang sering dikenal dengan
benih, kemudian tumbuh menjadi bibit yang siap ditanam.
Dalam mendapatkan suatu bibit dibutuhkan
suatu proses yang sedikit memakan waktu yang lama untuk menentukan kualitas
akhir dari suatu benih.
3.2 Pesan
Makalah ini tidak luput dari kesalahan,
maka dengan ini tim penyusun mengharapkan masukan dari bapak dan teman-teman
semua yang bisa membangun bagi penulisan makalah ini sehingga kedepannya
menjadi lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
-------.
2010. Definisi Benih. http://pengertian-definisi.
blogspot. com/2010/10/ definisi-benih.html
diakses tanggal 06 desember 2011.
Kuswanto,
Hendarto. 2003. TEKNOLOGI PEMROSESAN
PENGEMASAN & PENYIMPANAN BENIH. Yogyakarta: Kanisius.
Prasasto. 2008. Pengemasan. http://prasasto.blogspot.com/2008/09/pengemasan
.html diakses tanggal 06 desember 2011.
Sutopo,
Lita. 2002. TEKNOLOGI BENIH. Malang:
PT. Raja Grafindo Persaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar